Glut Code Maker
Program Glut Code Maker merupakan program yang aku ciptakan agar mempermudah coding dalam kuliah komputer grafik yang mempelajari glut. Program ini hanya bisa membuat source code glut saja, dan untuk mencobanya perlu menggunakan program lain seperti codeblocks. Program ini dapat membantu kita dalam menentukan koordinat pada glut. Berikut ini merupakan tampilan utama dari program
Tampilan Glut Code Maker
Tampilan utama Glut Code Maker
Tutorial Penggunaan:
  1. Jalankan Program
  2. Klik tombol new
    Klik tombol new untuk memulai
  3. Masukan nama window dan nama fungsi

    Memulai program Glut Code Maker, memasukan nama window dan fungsi

  4. pilih bentuk yang ingin digambar
  5. Memilih komponen OpenGL Geometric Primitives
  6. pilih titik koordinat
    Memilih koordinat untuk membuat gambar pada glut


  7. klik tombol finished (khusus kalau yang dipilih GL_POLYGON)
  8. Klik finish jika sudah selesai membuat gambar, khusus jika memilih GL_POLYGON
  9. akan muncul gambar dari titik-titik koordinat tadi
  10. hasil dari koordinat yang tadi dipilih
  11. klik tombol Generate Code
  12. Klik tombol untuk membuat code glut
  13. akan muncul code
    hasil source code yang digenerate oleh program Glut Code Maker


  14. klik tombol copy code
  15. Klik tombol untuk mencopy source code glut
  16. buka codeblock dan buat project baru
  17. Memulai project baru pada CodeBlocks
  18. paste code yang tadi dicopy
    Memasukan source code pada CodeBlocks

  19. jalankan program
    Hasil akhir dari source code yang dihasilkan oleh program Glut Code Maker

Link Download
Mediafire - Download
Core Layer, Distribution Layer, Access Layer (Model Jaringan Hirarki)
Dalam mendesain suatu topologi jaringan, kita membutuhkan pemodelan permodelan untuk menentukan bentuk jaringan. Hal ini dimaksudkan agar jaringan yang kita kelola dapat dengan mudah dikembangkan dan diatur sesuai dengan kebutuhan. Salah satu pemodelan jaringan LAN yang banyak dipakai adalah Pemodelan Jaringan Hirarki

Model jaringan hirarki terbagi menjadi 3 layer yang dibagi menurut fungsinya. Tiga lapisan tersebut adalah seperti gambar di bawah ini.

1. Core layer
Core layer adalah tulang punggung (backbone) dari jaringan. Lapisan ini biasanya di gunakan untuk menghubungkan jaringan ke internet. Core layer bertanggung jawab atas lalu lintas dalam jaringan. Dalam lapisan ini data – data diteruskan secepatnya dengan menggunakan motode dan protokol jaringan tercepat (high speed). Misalnya fast ethetnet 100Mbps, Gigabit Ethetnet, FDDI atau ATM. Pada lalu lintas data digunakan swicth karena penyampaiannya pasti dan cepat.

Dalam lapisan ini tidak diperbolehkan melakukan penyaringan atau filter paket data karena  dapat memperlambat transmisi data dan tidak mendukung wordgroup. Untuk toleransi kesalahan digunakan peralatan jalur ganda. Oleh sebab itu swicth dikonfigurasikan dengan menggunakan Spanning Tree Topology dimana dapat diciptakan jalur ganda tanpa harus memiliki resiko terjadi lingkaran jaringan.

Spesifikasi Desain :
  • Yang tidak boleh dilakukan :   
    1. Tidak diperkenankan menggunakan access list, packet filtering, atau routing VLAN.
    2. Tidak diperkenankan mendukung akses workgroup.
    3. Tidak diperkenankan memperluas jaringan dengan kecepatan dan kapasitas yang lebih besar.
  • Yang boleh dilakukan :
    1. Melakukan desain untuk keandalan yang tinggi ( FDDI, Fast Ethernet dengan link yang redundan atau ATM).
    2. Melakukan desain untuk kecepatan dan latency rendah.
    3. Menggunakan protocol routing dengan waktu konvergensi yang rendah.
2. Distribution layer
Distribution layer disebut juga layer workgroup yang menerapkan titik kumunikasi antara access layer dan core layer. Fungsi utama distribution layer adalah menyediakan routing, filtering dan untuk menentukan cara terbaik unutk menangani permintaan layanan dalam jaringan. Setelah distribution layer mentukan lintasan terbaik maka kemudian permintaan diteruskan ke core layer. Core layer dengan cepat meneruskan permintaan itu ke layanan yang benar.

Distribution layer diterapkan kepada setiap fakultas yang memiliki beberapa jurusan untuk menghubungkan beberapa jurusan-jurusan yang ada kedalam satu workgroup. Dalam lapisan ini diadakan pembagian atau pembuatan segmen-segmen berdasarkan peraturan yang dipakai dalam perusahan atau universitas, dimana jaringan dibagi pada setiap workgroup.

Penyaringan atau filter data dalam lapisan ini akan dilakukan untuk pembatasan berdasarkan collison domain, pembatasan dari broadcast dan untuk keamanan jaringan. Pada Layer distibusi VLAN juga dibuat untuk menciptakan segmen - segmen logika. Layer ini mendefinisikan daerah dimana manipulasi paket data (packet manipulation) dapat dilakukan.

Fungsi Distribution Layer antara lain adalah:
  • Address atau Area Jaringan LAN
  • Akses ke Workgroup ata Departemen
  • Mendefinisikan Broadcast/multicast domain
  • Routing dari Virtual LAN (VLAN)
  • Titik temu beberapa media berbeda yang digunakan didalam jaringan
  • Keamanan data dan jaringan (Security)
  • Titik dimana Akses secara Remote ke Jaringan dapat dilakukan
Dalam ruang lingkup kecil, distribution layer biasanya digabung jadi satu dengan core layer.

3. Access layer

Access layer disebut juga sebagai layer desktop. Access Layer mengendalikan akses pengguna dengan workgroup ke sumber daya internetwork. Desain access layer diperlukan untuk menyediakan fasilitas akses ke jaringan. Fungsi utamanya adalah menjadi sarana bagi suatu titik yang ingin berhubungan dengan jaringan luar. Terjadi juga Penyaringan / filter data oleh router yang lebih spesifik dilakukan unutk mencegah akses ke seuatu komputer. Jarak. Setiap kali sebuah paket melalui router disebut sebagai sebuah hop. RIPv2 mengirimkan semua routing tabel ke router-router tetangganya yang terhubung secara langsung berkomunikasi maka pada tiap router tersebut perlu diterapkan konfigurasi protokol routing sehingga paket yang dikirimkan oleh setiap router sampai ke tujuan.

Pada layer ini menyediakan akses jaringan untuk user/workgroup dan mengontrol akses dan end user local ke Internetwork. Sering di sebut juga desktop layer. Resource yang paling dibutuhkan oleh user akan disediakan secara local. Kelanjutan penggunaan access list dan filter, tempat pembuatan collision domain yang terpisah (segmentasi). Teknologi sepertiEthernet switching tampak pada layer ini serta menjadi tempat dilakukannya routing statis.

Fungsi Access Layer antara lain:
  • Shared bandwidth
  • Switched bandwidth
  • MAC layer filtering
  • Microsegmentation

no image
Classless Inter-Domain Routing (CIDR)


Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. CIDR diperkenalkan pada tahun 1993 untuk menggantikan arsitektur pengalamatan sebelumnya dari desain classful network di internet dengan tujuan untuk memperlambat pertumbuhan tabel  routing pada router di Internet, dan membantu memperlambat cepatnya exhausting dari IPv4 address.


Notasi CIDR menggunakan sintaks yang menentukan alamat IP untuk IPv4 dan IPv6, menggunakan alamat dasar jaringan diikuti dengan garis miring dan ukuran routing prefix, misalnya, 192.168.1.2/24 (IPv4), dan 2001: db8:: / 32 (IPv6).

Maksud dari 192.168.1.2/24 diatas adalah bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. CIDR /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0).

Tabel di bawah ini menerangkan tentang subnet mask dan nilai CIDR nya:
Subnet MaskNilai CIDR
255.128.0.0/9
255.192.0.0/10
255.224.0.0/11
255.240.0.0/12
255.248.0.0/13
255.252.0.0/14
255.254.0.0/15
255.255.0.0/16
255.255.128.0/17
255.255.192.0/18
255.255.224.0/19
255.255.240.0/20
255.255.248.0/21
255.255.252.0/22
255.255.254.0/23
255.255.255.0/24
255.255.255.128/25
255.255.255.192/26
255.255.255.224/27
255.255.255.240/28
255.255.255.248/29
255.255.255.252/30

Sebelum notasi CIDR, jaringan IPv4 biasanya menggunakan notasi dot-desimal, representasi alternatif yang menggunakan network address diikuti oleh subnet mask. Dengan demikian, notasi CIDR 192.168.0.0/24 yang akan ditulis sebagai 192.168.0.0/255.255.255.0

Berikut contoh perhitungan secara CIDR (Classless Inter-Domain Routing).
Diketahui : Network awal adalah 172.16.16.0/22
Ditanyakan : Buat menjadi 3 subnetwork !
Jawab:
  • Tentukan range network awal :
    Jumlah IP awal= 2^10 = 1024 IP
    Jadi jaraknya 172.16.16.0 s/d 172.16.19.155
  •  Tentukan panjang setiap subnetwork:
    Panjang subnet= Jumlah host/IP awal : jumlah subnet
    Panjang subnet= 1024:4 = 256
    Jadi panjang setiap subnetwork-nya adalah 256 host setara dengan masking /24 
  • Berikan alokasi IP Address untuk setiap subnetworknya: 
    1. 172.16.16.0/24 - 172.16.16.255/24 
    2. 172.16.17.0/24 - 172.16.17.255/24 
    3. 172.16.18.0/24 - 172.16.18.255/24 
    4. 172.16.19.0/24 - 172.16.19.255/24 

VLSM (Variable Less Subnet Masking)


VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam VLSM dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam clasik subneting, subnet zeroes, dan subnet- ones tidak bisa digunakan. selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien. dalam VLSM juga dilakukan pembatasan terhadap jumlah host dari sebuah subnet. Cara ini biasanya digunakan untuk melakukan konfigurasi router, karena router hanya memerlukan 2 ip address, sehingga tidak terjadi pemborosan ip address dan mencegah aksi sniffing dari hacker

Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask.

Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan networknya dapat memenuhi persyaratan :
  1. Routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2), 
  2. Semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi.
Contoh penerapan VLSM

misal diketahui suatu IP 130.20.0.0/20, maka untuk menentutkan VLSM dari IP tersebut langkah-langkahnya adalah:
  • Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR,
    maka didapat 11111111.11111111.11110000.00000000 = /20 
  • Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
    Maka blok tiap subnetnya adalah : 
    • Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20 
    • Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20 
    • Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20 
    • Dst… sampai dengan Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
  • Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu 130.20.32.0
  • kemudian kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai16 diambil dari hasil perhitungan subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16 
  • Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu :
    • Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
    • Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
    • Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24 
    • Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24 
    • Dst… sampai dengan Blok subnet VLSM 1-16 = = 130.20.47/24 
  • Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu 130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat : 
    • Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27 
    • Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27 
    • Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27 
    • Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27 
    • Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27 
    • Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27 
    • Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27 
    • Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27

Counter

Online User

Chat

Facebook

Followers