Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi
CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. CIDR diperkenalkan pada tahun 1993 untuk menggantikan arsitektur pengalamatan sebelumnya dari desain classful network di internet dengan tujuan untuk memperlambat pertumbuhan tabel routing pada router di Internet, dan membantu memperlambat cepatnya
exhausting dari IPv4 address.
Notasi CIDR menggunakan sintaks yang menentukan alamat IP untuk IPv4 dan IPv6, menggunakan alamat dasar jaringan diikuti dengan garis miring dan ukuran routing prefix, misalnya, 192.168.1.2/24 (IPv4), dan 2001: db8:: / 32 (IPv6).
Maksud dari 192.168.1.2/24 diatas adalah bahwa IP address 192.168.1.2
dengan subnet mask 255.255.255.0. CIDR /24 diambil dari penghitungan
bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata
lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000
(255.255.255.0).
Tabel di bawah ini menerangkan tentang subnet mask dan nilai CIDR nya:
Subnet Mask | Nilai CIDR |
255.128.0.0 | /9 |
255.192.0.0 | /10 |
255.224.0.0 | /11 |
255.240.0.0 | /12 |
255.248.0.0 | /13 |
255.252.0.0 | /14 |
255.254.0.0 | /15 |
255.255.0.0 | /16 |
255.255.128.0 | /17 |
255.255.192.0 | /18 |
255.255.224.0 | /19 |
255.255.240.0 | /20 |
255.255.248.0 | /21 |
255.255.252.0 | /22 |
255.255.254.0 | /23 |
255.255.255.0 | /24 |
255.255.255.128 | /25 |
255.255.255.192 | /26 |
255.255.255.224 | /27 |
255.255.255.240 | /28 |
255.255.255.248 | /29 |
255.255.255.252 | /30 |
Sebelum notasi CIDR, jaringan IPv4 biasanya menggunakan notasi
dot-desimal, representasi alternatif yang menggunakan network address
diikuti oleh subnet mask. Dengan demikian, notasi CIDR
192.168.0.0/24 yang akan ditulis sebagai
192.168.0.0/255.255.255.0
Berikut contoh perhitungan secara CIDR (Classless Inter-Domain Routing).
Diketahui : Network awal adalah 172.16.16.0/22
Ditanyakan : Buat menjadi 3 subnetwork !
Jawab:
- Tentukan range network awal :
Jumlah IP awal= 2^10 = 1024 IP
Jadi jaraknya 172.16.16.0 s/d 172.16.19.155
- Tentukan panjang setiap subnetwork:
Panjang subnet= Jumlah host/IP awal : jumlah subnet
Panjang subnet= 1024:4 = 256
Jadi panjang setiap subnetwork-nya adalah 256 host setara dengan masking /24
- Berikan alokasi IP Address untuk setiap subnetworknya:
- 172.16.16.0/24 - 172.16.16.255/24
- 172.16.17.0/24 - 172.16.17.255/24
- 172.16.18.0/24 - 172.16.18.255/24
- 172.16.19.0/24 - 172.16.19.255/24
VLSM (Variable Less Subnet Masking)
VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam VLSM dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam clasik subneting, subnet zeroes, dan subnet- ones tidak bisa digunakan. selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien. dalam VLSM juga dilakukan pembatasan terhadap jumlah host dari sebuah subnet. Cara ini biasanya digunakan untuk melakukan konfigurasi router, karena router hanya memerlukan 2 ip address, sehingga tidak terjadi pemborosan ip address dan mencegah aksi sniffing dari hacker
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang
berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask.
Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan networknya dapat memenuhi persyaratan :
- Routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2),
- Semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi.
Contoh penerapan VLSM
misal diketahui suatu IP 130.20.0.0/20, maka untuk menentutkan VLSM dari IP tersebut langkah-langkahnya adalah:
- Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR,
maka didapat 11111111.11111111.11110000.00000000 = /20
- Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka
Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
Maka blok tiap subnetnya adalah :
- Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
- Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
- Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
- Dst… sampai dengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
- Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu 130.20.32.0
- kemudian kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai16 diambil dari hasil
perhitungan subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16
- Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu :
- Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
- Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
- Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24
- Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24
- Dst… sampai dengan
Blok subnet VLSM 1-16 = = 130.20.47/24
- Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu 130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat :
- Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27
- Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27
- Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27
- Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27
- Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27
- Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27
- Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27
- Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27